Ponorogo
begitu banyak menyimpan potensi alam yang belum di ekspose, khususnya di
daerah timur arah kota kecamatan Pulung, Kecamatan Pudak dan Kecamatan
Sooko.
Potensi
alam tersebut masih asri dan "perawan", walau rute menuju lokasi masih
jalan makadam dan jalan setapak tidak menjadi masalah dan akan terbayar
dengan keindahan dan segarnya air yg mengalir sangat deras walau musim
panaspun.
33km dari
alun2 ponorogo kami tempuh dalam waktu 56menit. Dari Alun-2 kami menuju
ke arah timur Kecamatan Pulung, di perjalanan akan disuguhi indahnya
perbukitan nan hijau pada area perkebunan minyak kayu putih, bila
memakai kendaraan pribadi setelah pabrik minyak kayu putik kita akan
menemukan POM bensin terakhir sebelum menuju lokasi. Memasuki perempatan
/polsek pulung kita akan disuguhi beraneka macam kuliner mulai dari
sate kambing, nasi pecel sampai nasi gegog di seputar pasar Pulung,
beberapa menit kemudian di kanan kiri jalan anda akan mendapati hamparan
sawah yg sangat menarik tidak kalah dengan persawahan yg terkenal di
bali, sampailah kita di Kantor Kelurahan Krisik, bila kita mengunakan
kendaraan roda4 di situlah tempat terakhir kita parkir, Kondisi jalan
menuju Coban Lawe hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua, sekitar
500 meter dari jalan raya (pertigaan depan Kantor desa Krisik) kondisi
jalan masih makadam sehingga ini akan menyulitkan pengendara untuk naik.
Kemudian jalan yang berada di tengah hutan pinus hanya jalan setapak,
sudah bisa dilalui dengan kendaraan roda dua namun harus dengan
kehati-hatian, jika ceroboh tidak menuntut kemungkinan terpeleset dan
juga masuk jurang.
Jika
ditempuh melalui jalur Sooko-Pudak bisa diakses dari perempatan pasar
Pulung belok kanan menuju arah ke Kecamatan Sooko, kemudian ikuti jalur
menuju Kecamatan Pudak dan kemudian menuju ke Kantor Desa Krisik. Jika
melewati jalur Sooko-Pudak ini nanti akan ada alternatif tempat wisata
yang bisa dikunjungi yang berada di Kecamatan Sooko, diantaranya Air Terjun Pletuk, Goa Maria Fatma, Bukit Mayong, Gunung
Bedes, hamparan sawah yang indah, sentra susu perah, perkebunan buah
naga dan juga sentra perikanan. Dijalur ini pula akan melewati jalan di
bawah rindangnya hutan pohon jati.
Setelah
menempuh perjalanan yang sulit dan perjuangan yang luar biasa,
sesampainya di air tejun jerih payah tersebut akan hilang dan berganti
kekaguman akan keindahan air terjun. Kondisi secara keseluruhan coban
lawe masih alami, di sekitar air terjun masih ditumbuhi berbagai macam
tumbuhan liar. Suara kicauan burung sesekali berdendang mengikuti alunan
butiran air yang jatuh dari ketinggian. Keadaan air sangat jernih
ibarat air mineral yang siap diminum. Bulir-bulir air yang menerpa wajah
ibarat selendang bidadari yang diusapkan ke wajah kita yang membuat
kita enggan beranjak untuk meninggalkannya.
Sepoi angin yang berhembus
seakan mendorong diri untuk bermalas-malasan pergi dan ingin tetap
menikmatinya.
Setelah puas menikmati Coban Lawe 1 perjalanan kita lanjut menuju coban lawe 2 letaknya +/- 2km jalan setapak melewati sela2 pepohonan besar dan lebat.
Anda akan disuguhi suasana hutan belantara "kalimantan" plus hamparan rumput gajah, pohon bambu serta beraneka macam serangga unik dan jarang kita liat, untuk pecinta fotografi macro coban lawe sangat ideal dimana stok dan jenis serangganya sangat berfariasi dan melimpah
20 menit perjalanan santai sampailah kita ke coban lawe 2 atau oleh kami biasa disebut coban seket atau coban lima puluh.
Di sini kondisi air terjunya lebih tinggi dan tanamanya lebat karena sangat jarang di kunjungi wisatawan dan penduduk sekitar, percikan air dingin air terjun diterpa angin mampu menghapus rasa lelah kita setelah berjalan +/- 2km.